Jumat, 16 November 2012

Cerpen Cinta Tanah Air

Dibuat sesuai request adik tersayang Desiana Rahmadani untuk tugas Bahasa Indonesia


Aisyah merapikan tempat tidurnya yang berantakan, dipandangnya sekilas sebuah pigura berwarna merah muda yang berada di sudut meja belajarnya, nampak dua orang gadis kecil berseragam putih merah tersenyum ceria. Kemudian Aisyah memandang ke cermin, merapikan seragam putih biru yang dikenakannya. Tiba-tiba ekspresinya berubah jadi menerawang  ke masa itu, saat masih ada gadis itu.
Grace tetangga sebelah rumah yang seumuran dengan Aisyah, ayahnya keturunan bule Prancis dan ibunya orang Indonesia asli. Saat kenaikan kelas 6 SD, tiba-tiba Grace sekeluarga pindah ke Paris karena neneknya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Sejak itu dia menetap di sana dan di sebelah rumah hanya tinggal pembantunya yang sesekali datang membersihkan rumah tapi mereka berjanji akan tetap mengirim kabar lewat email. Aisyah paling suka melihat Grace dengan wajah Indonya memakan bakso kesukaannya. Grace selalu bilang, “Muka boleh blasteran tapi hati tetap satu cinta tanah air Indonesia.”
“Ca, ayo berangkat sudah jam berapa ini?,” ucap cowok berseragam putih abu yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamar Aisyah, membuyarkan lamunannya. “Ah, iya Kak sebentar,” dengan cekatan tangannya memasang jam tangan warna pink yang sudah menunjukan pukul 05:45, meraih tas kemudian menyusul kakaknya.
Di meja makan, papa dan mamanya sudah menunggu untuk sarapan. “Ayo Ca, Faisal nasi gorengnya keburu dingin lho,” ujar mama.
Selesai sarapan, dikeluarkannya mobil sedan berwarna silver oleh papa. Di dalam mobil, tak lupa Aisyah mengotak-atik ipad yang di bawanya.
“Pasti ng’cek email dari Grace?.” Kak Faisal melirik sesaat ke arah ipad yang di pegang adiknya.
“Syirik aja sih, Kak!. Ah Grace bilang dia akan berlibur di Indonesia minggu depan.” Aisyah berteriak kegirangan, papanya ikutan tertawa.
Beberapa menit kemudian mereka tiba di sekolah. Sekolah Aisyah dan kakaknya bersebelahan. Sebelum turun dari mobil, tak lupa mereka berpamitan dan mencium tangan papanya.
Saat bel istirahat berbunyi. Aisyah dan 4 orang temannya seperti biasa berkumpul di bawah pohon rindang. Ada Nita yang tomboy, Sifha yang imut, Radit dengan kacamatanya, dan Reno si tampan.
“Hei dengar, sahabat kecil ku yang tinggal di Paris akan berlibur ke sini lho, seneng banget aku.” ujar Aisyah sambil menunjukan email dari Grace.
“Wah, seru donk. Kenalin ke kita ya, Ca.” seru Nita.
Aisyah mengangguk. “ Pasti donk, tapi jangan di bully ya dia.”
Reno menatap dengan tajam, “Gak, di bully kok, Ca. Cuma dijadikan pacar.”
“Huuuu…. Terus si Dinda, Tamara taruh mana? Dasar playboy kelas teri” kata Sifha dengan tangan mungilnya memukul pelan pundak Reno.
Radit yang daritadi sibuk membaca buku ikutan angkat bicara, “Lama di luar negeri apa dia masih ingat dengan sini? Secara sekarang banyak orang Indonesia yang sok kebulebulean gitu.”
“Tapi Grace beda, dia tetap cinta tanah air kok, buktinya dia masih WNI lho.”
“Ya, kita liat aja nanti, Ca.”
Diskusi mereka pun berakhir saat bel masuk pelajaran berbunyi. Bu Endang, guru sejarah sudah masuk di kelas, mendongeng panjang lebar tentang sejarah Indonesia. Tapi tangan Aisyah justru sibuk di bawah meja mengotak-atik ipad-nya, asyik chat YM dengan Grace.
Tiba-tiba Bu Endang memanggilnya, “Aisyah, coba jelaskan apa yang kamu ketahui tentang hotel Majapahit?.” Sontak Aisyah langsung celingukan bingung mau jawab apa. Untung saja Shifa teman sebangkunya menyodorkan buku paket sejarah tentang hotel Majapahit.
“Itu bu hmm.. Dulu namanya hotel Orange, Bu. Di situ dulu terpasang bendera Belanda dengan warna merah putih biru di puncak hotel. Lalu dengan berani arek-arek Suroboyo naik ke atas dan merobek warna biru dari bendera tersebut, Bu.”
“Iya, cukup bagus. Baik Ibu lanjutkan,” ujar Bu Endang sambil melanjutkan materi.
“Pssst.. Hampir aja, Shif. Makasih ya.” Shifa pun tersenyum sembari memberi isyarat agar tetap tenang.
Waktu sudah menunjukan pukul 14:00, giliran bel pulang yang berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas. Demikian Aisyah dan 4 temannya.
Kak Faisal sudah menunggu di depan pagar sekolah, duduk di pinggir jalan.
“Kak, hari ini aku pulang bareng mereka ya naik mobilnya Shifa, soalnya mau ke rumah Radit buat ngerjain tugas kelompok,” kata Aisyah sambil menunjuk teman-temannya.
“Yaaa.. Berarti kakak pulang naik angkot sendirian dong?,” kata Kak Faisal dengan ekspresi kecewa.
Dengan  bersemangat Shifa berkata, “Kak, Ichal, pulang bareng kita juga aja gimana?.”
“Ah, jangan kesenengan kamu ntar, lagian kelamaan nanti keburu sore,” kata Reno sambil mengacak-acak rambut panjang Shifa.
“Apa kamu!.” Shifa mendengus kesal di iringi tawa teman-teman yang lain.
Akhirnya mereka berlima pun naik ke dalam mobil APV hitam yang sudah menunggu daritadi dan Kak Faisal pulang sendiri naik angkutan umum.
“Pak Rudi, kita ke rumah Radit ya,” kata Shifa kepada supir pribadinya yang setia menemani.
Dalam perjalanan tak lupa Aisyah mengeluarkan ipad-nya, melanjutkan chat yang tadi terputus gara-gara Bu Endang.
ü  Haii, Grace. Maaf tadi terputus karena guruku tiba-tiba manggil dan menyuruh menerangkan sejarah Indonesia kesukaanmu.
ü  Yeach, don’t worry, Ca. Ini aku lagi berkemas-kemas untuk ke Indonesia, aku rindu sekali dengan masakan Indonesia.
ü  Lho, liburannya kan masih minggu depan, ngapain berkemas sekarang?
ü  Because I was very interested and hope to be back to Indonesia, can play again with you I missed it.
ü  I miss you too, Grace. Nanti aku akan kenalkan kamu ke teman-temanku di sini.
ü  Are you sure? Oh, Thanks God for my dream come true. Ingat ya walau berbeda-beda kita tetap satu tanah air Indonesia.
ü  Okay, seperti lagu yang sering kamu nyanyikan Aku bangga menjadi anak Indonesia. Sampai nanti ya, aku mau kerja kelompok nih.
ü  Okay, see you
Aisyah menghentikan chatnya dan memasukan ipad-nya ke dalam tas saat mobil sudah berhenti di depan rumah Radit. Mereka pun turun dari mobil, masuk ke rumah Radit. Beberapa menit kemudian mereka berlima sibuk berjibaku dengan tugas Kewarganegaraan. Ibunya Radit datang menghampiri membawakan makanan dan minuman untuk tamu kecil ini.
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, Pak Rudi sudah membunyikan klakson mobil agar anak-anak cepat pulang.
Beberapa jam kemudian, Aisyah sudah tiba di rumah. “Ca, cepetan mandi gih keburu malem ntar,” pinta mama begitu melihat Aisyah muncul di depan pintu.
“Iya, Ma,” sahut Aisyah dengan mencium tangan mamanya.
Prancis, Paris. Terik matahari bersinar terang membuat Grace semakin bersemangat. “Okay, I’m ready. I’m coming Indonesia,” serunya. Diletakannya semua koper yang hendak di bawa ke Indonesia di ruang tamu dekat perapian rumah di bantu mamanya.
Papa baru pulang dari kantor, membawa tiket pesawat untuk ke Indonesia. Saat itu juga mereka meluncur ke airport tanpa sepengetahuan Aisyah karena Grace ingin memberi kejutan untuknya dengan mengatakan akan ke Indonesia minggu depan padahal saat ini sudah meluncur ke airport.
Grace tertawa kecil membayangkan ekspresi sahabat lamanya saat melihat dia datang lebih cepat.
C'est quoi l'amour?,” tanya papa heran melihat tingkah anak semata wayangnya itu.
Pas ce que papa, je ne peux pas attendre pour répondre Aisyah,” jawab Grace kalau dia hanya ingin segera bertemu Aisyah.
Sesampainya di airport mereka menunggu sebentar untuk masuk ke dalam pesawat yang segera take off. Untung gak delay nih pesawat,” batin Grace dalam hati.
Setibanya di Bandara Internasional Juanda, Grace melirik jam tangannya, menyesuaikan waktu dengan WIB. “Surabaya, I’m here now!,” teriak Grace.
Pukul 11:00 WIB, Grace pikir Aisyah sekarang masih sekolah dan ini waktu yang tepat untuk tiba di rumah sebelum Aisyah pulang duluan.
“Mama, sudah tidak sabar menengok rumah kita, bagaimana kondisinya sekarang ya?.”
“Pasti tetap lha, Ma kan ada mbak Ita yang bersihin tiap hari.”
Papa aussi heureux d'être de retour ici, nombreux souvenirs d'enfance dans cette maison Grace,” kata Papa yang artinya senang kemballi ke sini, dimana banyak kenangan masa kecilku di rumah itu.
Grace memeluk papanya, berterimakasih, “Merci papa enfin prêt à prendre le temps de revenir ici.
Di dalam taksi yang membawa mereka pulang ke rumah. Mama teringat kalau besok adalah hari pahlawan. Pasti akan ramai sekali acara di Surabaya pikir mereka.
Beberapa jam kemudian mereka telah tiba di rumah, tak lupa mereka berkunjung ke rumah keluarga Aisyah, membawakan cenderamata dari Paris.
Denting jam di ruang tamu rumah Aisyah menunjukan pukul 14:30. Biasanya mereka sudah pulang dan tepat seperti dugaan mama Aisyah, suara kedua anaknya terdengar di kejauhan.
Lho ada tamu, Kak. Siapa ya?, tanya Aisyah bingung. Kak Faisal hanya mengangkat kedua bahunya menyatakan isyarat tidak tau.
Betapa terkejutnya Aisyah begitu tau bahwa Grace sekeluarga yang datang.
Hai, Aisyah. Apa kabar?,” kata Grace dengan ramah, membuka kedua tangannya untuk memeluk Aisyah.
Aisyah masih terpaku melihat Grace yang sudah begitu lama tidak di temuinya berdiri di depannya. Kak Faisal justru nyelonong memeluk Grace. Semua pun tertawa.
Lalu Aisyah dan Grace masuk ke kamar Aisyah. “Tidak ada yang berubah ya, Ca?.” Grace memandang seluruh kamar Aisyah, melihat foto kecil mereka.
“Iya, kamu kok jahat sih gak kasih kabar aku?.”
“Lho, aku kan sengaja kasih surprise ke kamu.” Tak berapa lama mereka hanyut dalam obrolan penuh keakraban.
Keesokan harinya tanggal 10 November, hari pahlawan. Aisyah dan Kak Faisal mengenakan baju bebas bertema pahlawan dengan model tentara. Grace pun tidak mau kalah, dia ikut menyusul Aisyah dengan pakaian ala dokter.
Kali ini Grace ikut ke sekolah Aisyah, melihat upacara bendera merah putih yang sudah lama tidak di jumpainya di Paris.
Selesai upacara Aisyah mengenalkan Grace kepada empat temannya.
Melihat wajah Grace yang Indo, Radit menyapa dengan bahasa Perancis, “Bonjour Ravi de vous rencontrer, mon nom Radit.
“Radit, Aku masih bisa bahasa Indonesia kok,” kata Grace dengan gaya sedikit kejawaan.
Shifa, Nita, Reno pun menertawakan Radit. Kemudian Aisyah berinisiatif mengajak Grace jalan-jalan keliling Surabaya.
“Siapa mau ikut?,” seru Aisyah diiringi acungan tangan teman-temannya. Seperti biasa mereka pergi diantar Pak Rudi, berkeliling kota Surabaya melihat pawai di balai kota.  Dalam pawai itu terdapat berbagai macam orang, tetapi mereka tetap satu tujuan, Cinta Tanah Air dalam merayakan Hari Pahlawan! Merdeka!

Kamis, 08 November 2012

kuis 2 kepemimpinan



1.      Jelaskan secara skematik hirarki kewenangan seorang pemimpin?
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi tiga tingkatan yaitu : manajer puncak (top manager), manajer menengah (middle manager) , dan manajer lini pertama.
http://asepkuskus.files.wordpress.com/2011/10/clip_image002.jpg
1.    Manajer Puncak (top manager)
Manajer puncak berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Mereka menyandang jabatan seperti presiden, ketua, direktur eksekutif, presiden direktur (chief executive officer - CEO), dan wakil presiden eksekutif. Manajer puncak bertanggung jawab untuk menentukan tujuan organisasi, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, mengawasi dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta mengambil keputusan yang mempengaruhi  seluruh organisasi. Mereka memandang kedepan dalam jangka panjang , memperhatikan tren lingkungan secara umum, dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Di antara tanggung jawab yang paling penting untuk manajer puncak adalah mengkomunikasikan visi bersama untuk organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan menjaga semangat kewirausahaan yang dapat membantu perusahaan menyeimbangi perusahaan yang cepat. Terlebih pada masa sekarang, manajer puncak harus melibatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan unik dari masing – masing karyawan.
2. Manajer Menengah (middle manager)
Manajer menengah bekerja pada tingkat menengah organisasi dan bertanggung jawab atas unit usaha dan departemen utama. Contoh manajer menengah ini adalah kepala departemen, kepala divisi, manajer kendali mutu, dan direktur laboratorium riset. Manajer menengah umumnya memiliki dua atau lebih tingkatan manajemen di bawahnya. Mereka bertanggung jawab atas implementasi strategi secara keseluruhan dan kebijakan yang ditentukan oleh manajer puncak. Manajer menengah umumnya berurusan dengan masa depan yang tidak terlalu jauh dan diharapkan dapat membina hubungan baik dengan sesama manajer di dalam organisasi, mendorong kerja tim, dan menyelesaikan konflik.
3. Manajer Lini Pertama (first-line manager)
Manajer lini pertama secara langsung bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa. Mereka merupakan tingkatan pertama atau kedua manajemen dan memegang jabatan sebagai penyelia, manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas sekelompopk karyawan non manajemen. Perhatian mereka yang utama adalah penerapan aturan dan prosedur untuk mencapai produksi yang efisien, memberikan bantuan teknis, dan memotivasi bawahan. Jangka waktu pada tingkat ini terbilang pendek , dengan penekanan pada pencapaian tujuan dari hari kehari.

2.      Jelaskan tahapan pengambilan keputusan pimpinan dalam organisasi?
Menurut Newman (1988), proses pengambilan keputusan yang rasional biasanya terdiri dari 8 langkah, yaitu:
  1. Pengenalan / identifikasi masalah
  2. Pendenifikasi tujuan
  3. Pengunpulan data yang di perlukan
  4. Identifikasi altenatif yang mungkin / layak
  5. Pemilihan kreteria untuk menentukan alternative terbaik
  6. Penentuan hubungan antara tujuan, alternative, data & criteria è membuat model.
  7. Memprediksi hasil dari setiap alternative
  8. Memilih alternative terbaik untuk mencapai tujuan
1.        Pengenalan / Identifikasi masalah
Langkah pertama dalam pengabilan keputusan adalah mengenali masalah yang ada. Suatu masalah timbul apabila ada perbedaan antara keinginan yang di tetapkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi. Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa seseorabg akan langsung membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah. Pertama, yang harus kita lakukan yaitu mengetahui adanya perbedaan. Kita harus mengetahui adanya masalah sebelum mulai mencari pemecahan masalah. Kedua, menyadari adanya perbedaan antara keinginana yana di tetapkan dan kenyataan yang sesungguhnya tidaklah cukup untuk memulai pengambilan keputusan. Kita harus termotivsi untunk mengurangi perbedaan tersebut. Ketiga, selain hal-hal tersebut kita juga harus memiliki peengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan sumbe-sumber daya untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2.        Pendenifisi tujuan
Setelah langkah pertama kita temukan, dilanjutkan dengan melakukan pendenifisi tujuan dari keputusan yang akan kita ambil nanti. Ada beberapa tujuan diantaranya :
  • Eksplorasi (exploration), berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak.
  • Deskripsi (description), berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dgn fenomena yang lain
  • Prediksi (prediction), berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y).
  • Eksplanasi (explanation), mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih.
  • Aksi (action), dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu.
Setelah kita mengetahui jenis tujuan apa yang kita anbil nanti berupa sebuah keputusan, mulailah menbuat beberapa keputusan dan menyeleksi keputusan yang mana yang sesuai dari tujuan di atas.
3.        Mengumpulkan data yang di perlukan
Setelah langkah ke 2 dilakukan selanjutnya adalah mulai mengumpukan data yang di perlukan agar bisa memperoleh alternative keputusan yang di nginkan.

4.        Identifikasi alternative yang mungkin / layak
Mulai mengumpulkan semua alternative yang mungkin bisa di ambil keputusan sebanyak mungkin.

5.        Pemilihan kreteria untuk menentukan alternative terbaik dan Penentuan hubungan antara tujuan, alternative, data & criteria è membuat model
Dari sekian identifikasi alternative yang mungkin dan layak, rumuskan alternative yang paling berhubungan antara tujuan data dan criteria yang di inginkan. Itulah yang akan mejadi alternative dari permasalahan yang akan menjadi sebuah keputusan.

6.        Memprediksi hasil dari setiap alternative dan Memilih alternative terbaik untuk mencapai tujuan
Setelah memilih alternative yang. paling mendekati dari tujuan hal yang selanjutnya di lakukan adalah mulai memprediksi dari setiap altenatif yang di pilih. Apakah nanti akan sesuai dengan tujuan yang di inginkan. Dalam prose ini sangat di perlukan perhitungan yang akurat dari segala sisi agar tidak menimbulkan kesalahan di kemudian harinya. Dari hasil prediksi inilah yang akan menunjukan manakah alternative yang baik untuk di buat sebagai keputusan dari masalah yang ada.

3.      Jelaskan perbedaan pimpinan, kepala, dan manager?

PERBEDAAN
Pimpinan
Manajer
Kepala
1.
Menguasai konteks
Tunduk pada konteks
Ditunjuk dan diangkat oleh instansi tertentu
2.
Menginovasi organisasi
Mengatur organisasi
Kekuasaan atasan
3.
Asli
Mengurus / mengelola organisasi
Penguasa
4.
Mengembangkan organisasi
Salinan / turunan
Tanggung jawab kepada atasan
5.
Focus pada orang
Memelihara organisasi
Bukan bisa berasal dari kelompok
6.
Didasari oleh percaya diri
Fokus pada system dan struktur
Belum tentu punya kelebihan
7.
Bertanggung jawab pada anak buah
Menyandarkan diri pada struktur

8.
Diangkat oleh pengikut
Diangkat oleh kekuasaan

9.
Mengandalkan kewibawaan
Mengandalkan kekuasaan

10.
Bertindak sebagai pencetus ide
Bertindak sebagai penguasa

11.
Bagian dari pengikut
Bagian dari organisasi


4.      Jelaskan secara administratif seorang pimpinan dalam organisasi pendidikan?
Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam situasi sosial keiompok atau organisasinya.
Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai insan yang mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan. Kepala sekolah sebagai administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu disekolahnya berjalan lancar. Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya. Untuk itu, Kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional sebagai berikut:
1.      Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam kelengkapan penyusunan data administrasi pembelajaran; penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling; penyusunan kelengkapan data kegiatan praktikum; dan penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan.
2.      Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik; penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler, dan penyususnan kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik.
3.      Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru; serta pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan nonguru, seperti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan teknisi.
4.      Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam pengembangan dan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang; pengembangan data administrasi meubeler; pengembangan kelengkapan data administrasi alat mesin kantor; pengembangan administrasi buku-buku atau bahan pustaka; dan pengembangan kelengkapan data administrasi alat laboratorium.
5.      Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam mengembangkan administrasi keuangan rutin, administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah, dan bantuan dan operasional.
Dalam melaksanakan tugas-tugas di atas maka:
 a. Kepala sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun demikian kepala sekolah harus lebih mengutamakan tugas, tetapi juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya, agar setiap tenaga kepandidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
 b. Kepala sekolah hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga kepandidikan, agar mereka bisa mengemukakan berbagai permasalahn yang dihadapi.
c. Kepala sekolah menggunakan gaya gabungan antara pembagian tugas dan hubungan manusiawi.
Sebagai syarat mutlak menjadi kepala sekolah yang berkompeten, harus mampu dengan baik melaksanakan fungsi-fungsi administrasi pendidikan, yang meliputi perencanaan, penyusunan organisasi sekolah, pengoordinasian dan pengarahan serta pengelolaan kepegawaian.


5.      Jelaskan secara konseptual tugas pokok dan fungsi pimpinan dalam organisasi pendidikan?
Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator)
a. Membimbing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan program pengajaran, mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program pengajaran dan remedial.
b. Membimbing karyawan dalam hal menyusun program kerja dan melaksanakan tugas sehari-hari.
c. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, OSIS dan mengikuti lomba diluar sekolah.
d. Mengembangkan staf melalui pendidikan/latihan, melalui pertemuan, seminar dan diskusi, menyediakan bahan bacaan, memperhatikan kenaikan pangkat, mengusulkan kenaikan jabatan melalui seleksi calon Kepala Sekolah.
e. Mengikuti perkembangan iptek melalui pendidikan/latihan, pertemuan, seminar, diskusi dan bahan-bahan.

Kepala Sekolah sebagai Manajer (Manager)
a. Mengelola administrasi kegiatan belajar dan bimbingan konseling dengan memiliki data lengkap administrasi kegiatan belajar mengajar dan kelengkapan administrasi bimbingan konseling.
b. Mengelola administrasi kesiswaan dengan memiliki data administrasi kesiswaan dan kegiatan ekstra kurikuler secara lengkap.
c. Mengelola administrasi ketenagaan dengan memiliki data administrasi tenaga guru dan Tata Usaha.
d. Mengelola administrasi keuangan Rutin, BOS, dan Komite.
e. Mengelola administrasi sarana/prasarana baik administrasi gedung/ruang, mebelair, alat laboratorium, perpustakaan.

Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi (Administrator)
a. Menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
b. Menyusun organisasi ketenagaan disekolah baik Wakasek, Pembantu Kepala Sekolah, Walikelas, Kasubag Tata Usaha, Bendahara, dan Personalia Pendukung misalnya pembina perpustakaan, pramuka, OSIS, Olah raga. Personalia kegiatan temporer, seperti Panitia Ujian, panitia peringatan hari besar nasional atau keagamaan dan sebagainya.
c. Menggerakkan staf/guru/karyawan dengan cara memberikan arahan dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas.
d. Mengoptimalkan sumberdaya manusia secara optimal, memanfaatkan sarana / prasarana secara optimal dan merawat sarana prasarana milik sekolah.

Kepala Sekolah sebagai Penyelia (Supervisor)
a. Menyusun program supervisi kelas, pengawasan dan evaluasi pembelajaran.
b. Melaksanakan program supervisi.
c. Memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru/karyawan dan untuk pengembangan sekolah.

Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader)
a. Memiliki kepribadian yang kuat, jujur, percaya diri, bertanggungjawab, berani mengambil resiko dan berjiwa besar.
b. Memahami kondisi guru, karyawan dan anak didik.
c. Memiliki visi dan memahami misi sekolah yang diemban.
d. Mampu mengambil keputusan baik urusan intern maupun ekstern.
e. Mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tertulis.

Kepala Sekolah sebagai Pembaharu (Inovator)
a. Mampu mencari, menemukan dan mengadopsi gagasan baru dari pihak lain.
b. Mampu melakukan pembaharuan di bafian kegiatan belajar mengajar dan bimbingan konseling, pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan karyawan, kegiatan ekstra kurikuler dan mampu melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya manusia di Komite dan masyarakat.

Kepala Sekolah sebagai Pendorong (Motivator)
a. Mampu mengatur lingkungan kerja.
b. Mampu mengatur pelaksanaan suasana kerja yang memadai.
c. Mampu menerapkan prinsip memberi penghargaan maupun sanksi hukuman yang sesuai dengan aturan yang berlaku.